sosoknya yang santun
dalam tutur kata yang menuntun
sosok yang menenggelamkan
dalam tutur kata yang melenakan
sosok yang kini hadir mengungkap rasa
merengkuh jemari asa
merubah emosi
menggilir nurani
jati diri yang mulai pergi
meninggalkan wajah usang yang tak bernama
pola pikir yang sudah busuk oleh usia
jati diri yang digerogoti
memakan dengan perlahan hingga lupa akan sebuah tuntutan
ah bangkai kehidupan
lupa akan sebuah titik perjuangan
busuk dalam sangkar emas yang nista
tanpa hilang akan budi pekerti
bias api datang dan pergi
meninggalkan asa yang menyapa lagi dan lagi
jati diri yang mulai mati membunuh setiap kenangan yang merujam asa dalam perjuangan
jati diri yang mati
tinggal limit yang tiada arti
busuk dalam daging yang sudah tak terurus lagi
dalam tutur kata yang menuntun
sosok yang menenggelamkan
dalam tutur kata yang melenakan
sosok yang kini hadir mengungkap rasa
merengkuh jemari asa
merubah emosi
menggilir nurani
jati diri yang mulai pergi
meninggalkan wajah usang yang tak bernama
pola pikir yang sudah busuk oleh usia
jati diri yang digerogoti
memakan dengan perlahan hingga lupa akan sebuah tuntutan
ah bangkai kehidupan
lupa akan sebuah titik perjuangan
busuk dalam sangkar emas yang nista
tanpa hilang akan budi pekerti
bias api datang dan pergi
meninggalkan asa yang menyapa lagi dan lagi
jati diri yang mulai mati membunuh setiap kenangan yang merujam asa dalam perjuangan
jati diri yang mati
tinggal limit yang tiada arti
busuk dalam daging yang sudah tak terurus lagi
Komentar
Posting Komentar